JALAN PULANG
Baca: Yohanes 14:6
Alkitab dalam setahun: Ibrani 11-13

Untuk mengerti keselamatan dengan benar agar tidak sesat di jalan, orang percaya harus memperhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam ayat bacaan hari ini. Tuhan Yesus bersabda, “Akulah jalan.” Kata jalan di sini janganlah sekadar dipahami sebagai sesuiatu yang membuat seseorang sampai kepada Bapa secara otomatis dan ajaib.
Dalam teks aslinya, kata jalan di sini adalah (hodos) yang selain berarti jalan, juga bermakna “pperjalanan” atau “progress, kemajuan menuju tujuan”. Jadi jalan di sini lebih menunjuk kepada suatu perjalanan yang harus ditempuh, karena jaraknya yang panjang atau jauh. Karenanya untuk mencapai tujuan harus ada progress atau kemajuan bertahap dalam perjalanan itu. Ini berarti jalan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus lebih berarti cara atau proses untuk bisa sampai kepada Bapa.
Jalan kita kembali ke rumah Bapa adalah Tuhan Yesus Kristus. Artinya bukan sekadar bergereja. Kalau Tuhan Yesus adalah jalan pulangnya, artinya kita mengakui bahwa Ialah satu-satunya Penebus dosa yang menggantikan tempat kita di kayu salib, dan memerdekakan kita oleh pengorbanan-Nya. Tetapi itu belum cukup. Kita harus memperhatikan kehidupan Tuhan Yesus dan pengajaran-Nya.
Ia berkata, “Akulah jalan,” kemudian ditambahkan-Nya, kebenaran dan hidup yang berkualitas. Ini menegaskan bahwa karena keselamatan adalah usaha  Tuhan mengembalikan kita kepada rancangan-Nya, harus  ada proses srius untuk itu. Tidak cukup kita sekadar menjadi orang Kristen yang pasif.
Jalan yang dimaksud Kristus adalah harus memperhatikan kehidupan-Nya, agar kita bisa meneladani-Nya dan menuruti pengajaran-Nya. Untuk menyediakan jalan keselamatan itu, Ia sendiri mengalami pergumulan yang tidak mudah. Ia bukan saja mati di kayu salib tetapi ia juga harus menentukan kehidupan sebagai Anak Allah.
Kalau jalan yang disediakan-Nya sudah dapat menyelamatkan manusia secara ajaib sekadar melalui pengakuan percaya, tidak perlu ia mengajar murid-murid-Nya selama tiga setengah tahun. Cukup Ia turun lalu disalib, selesai. Tetapi nyatanya Ia harus menjalani hidup di bumi sebagai manusia, agar kita yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya meneladani-Nya. Agar kita dikembalikan sebagai anak-anak Bapa, kita harus diubah terlebih dahulu agar berkeadaan sebagai anak-anak-Nya. Tuhan Yesus menjaga dan merawat kita seperti petani merawat tanamannya, bukan sekadar tanaman itu hidup, melainkan agar berbuah. Tuhan Yesus menghendaki agar orang percaya berbuah, buahnya adalah kehidupan seperti pribadi Kristus.

By: Truth Daily Enlightenment